Postcard

Sabtu, 12 September 2015

             
Gambar dari sini 


                Aku memegang postcard yang baru saja aku terima. Entah perasaanku campur aduk. Gembira dan tak menyangka akan mendapatkan postcard sebagus ini. Bukan bagus saja tapi ada tulisan tangan si pengirim, Michael. Apa yang aku nanti-nantikan akhirnya datang juga. Postcard itu bergambar pemandangan saat Michael berada di Jerman. Tulisan tangannya menceritakan sedikit hal yang mengesankan saat ada di sana.
            “Neng, kenapa senyum-senyum sendiri?” tanya pak pos
            “Eh, gak kok pak,”tukasku cepat . Aku segera masuk sebelum aku malu di hadapan pak pos tadi. Aku jadi ingat masa aku masih sekolah. Aku punya hobi berkirim surat dengan sahabat-sahabat peanku yang berada di luar negeri. Saat-saat menunggu datangnya surat itu adalah hal yang begitu ditunggu dan mempunyai sensasi tersendiri. Kadang kesal saat surat tak kunjung datang. Kadang gembira kalau surat yang aku terima sekaligus banyak. Hal ini dikarenakan aku bersabahat pena dengan beberapa teman di beberapa negara. Dan saat sudah datang suratnya..Aku segera membalasnya dengan banyak cerita yang aku miliki. Sampai aku menghabiskan berlembar-lembar kertas untuk bercerita tentang apa saja. Benar-benar maniak !!!! sampai-sampai mama selalu ngomel kalau aku sudah asyik dengan ceritaku.
            “Kinar, turun, makan,”teriak mama. Apa aku mempedulikannya??? Aku masih saja berkutat dengan cerita yang aku tulis untuk sahabatku. Sampai mama sendiri yang naik ke loteng untuk menyuruhku makan.
            “Astaga, Kinar. Makan !!! dari tadi disuruh turun, malah sibuk ngurus surat-suratmu saja,”tegur mama marah. Terpaksa aku menghentikan menulis cerita, walau nanti setelah makan mungkin aku sudah melupakan apa lagi yang harus aku ceritakan. Semua konsentrasiku buyar gara-gara harus makan.

            Itu dulu waktu aku masih duduk di sekolah menengah pertama dan atas. Hobiku berkirim surat meluntur saat aku mulai kuliah. Kegiatan kuliah yang membuatku lebih tertarik. Sesuatu yang baru aku dapat menghilangkan hobiku menulis surat. Entah kemana semua sahabat-sahabat penaku. Mungkin juga mereka sudah punya kehidupan sendiri-sendiri seperti aku. Sampai suatu kali saat aku mulai giat menulis,aku direkomendasikan oleh seorang teman untuk mngirimkan permintaan dikirimi postcard pada Michael. Michael ini berpergian keliling dunia. Dia suka mengirimkan postcard saat dia berada di suatu tempat yang akan dia kirim pada orang-orang yang mau. Tadinya aku ragu-ragu ,akhirnya aku membuat pesan di inbox facebooknya agar mau mengirimi aku postcard untukku.
            “OK, I”ll you send postcard .” Begitu Michael tulis di pesan yang dikirim ke aku Dia juga menyuruhku untuk mengirimkan alamatku. Aku mulai menunggu sambil aku lihat kemana saja si Michael itu pergi. Tapi postcardnya tak kunjung-kunjung datang. Aku mulai tak sabar. Aku tanyakan pada temanku yang dulu merekomendasikan padaku.
            “Sabar mbak Kinar, karena dia harus banyak mengirim postcard. Yang ingin kan bukan mbak saja,”tukasnya lewat telepon. Benar juga. Aku memang harus sabar.

            Sampai akhirnya aku mendapatkan postcard dari Michael dari Jerman itu. Aku masih saja memegang postcard tersebut. Dibolak-balik, dilihat , tak puas-puasnya. Akhrinya aku mulai mengumpulkan postcard-postcard yang lucu-lucu menjadi hobi baruku. Selain aku masih menunggu postcard dari Michael, aku juga ikut komunitas penyuka postcard. Saling tukar menukar postcard jadi kegiatan yang menyenangkan. Apalagi kalau kita tukaran postcard dengan orang yang tinggal diluar negeri.  Dan yang membahagiakan waktu aku membuat postcard sendiri yang berisi puisiku untuk diikuti suatu lomba. Ternyata aku menjadi pemenang favorit karena postcardku yang unik dan kreatif. Lebih tak menyangka lagi postcardku juga dipamerkan di Jerman oleh penyelengara lomba. Membuat hatiku berbunga-bunga.
            “Neng, ada postcard lagi,”teriak pak pos. Aku bergegas lari keluar. Postcard masih kupegang erat. Kini aku punya hobi baru yang menyenangkan!!!



Postcard yang aku buat sendiri yang akhirnya dipamerkan di Jerman

6 komentar:

Aprijanti Says:
12 September 2015 pukul 00.34

Ah! Keren banget. Hobinya jangan diputus yah, Mba. Seru banget bisa dikirim postcard beda negara. :D

Tira Soekardi Says:
12 September 2015 pukul 00.53

iya mbak, suka sekali jadinya....

Titis Ayuningsih Says:
13 September 2015 pukul 19.21

Wah menarik Mbak, selamat berkarya !

Tira Soekardi Says:
13 September 2015 pukul 19.29

makasih mbak Titis

Ranii Says:
15 September 2015 pukul 10.29

Wah serunya bisa bertukar post card yah :)

Tira Soekardi Says:
15 September 2015 pukul 13.42

iya mbak seru dan menunggu tukang posnya itu juga bikin sensasi tersendiri

Posting Komentar